LANDASAN TEORI PSIKOLOGI
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan pendidik
dalam melaksanakan berbagai peranannya antara lain akan dipengaruhi oleh
pemahamannya tentang perkembangan peserta didik. Oleh karena itu agar sukses
dalam mendidik, kita perlu memahami perkembangan, sebab hal ini membantu kita
dalam memahami tingkah laku. Tingkah laku siswa sendiri dipelajari dalam suatu
ilmu yang disebut sebagai psikologi. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari
jiwa manusia.
Dalam proses belajar dan pembelajaran
didunia pendidikan, individu memiliki karakteristik dan keunikan yang berbeda
satu sama lain baik ditinjau
dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaan serta
karakteristik-karakteristik individu lainnya. Hal ini membutuhkan pengelolaan yang berbeda. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menguasai ilmu pengetahuan
psikologi.
Belajar dengan cara menyenangkan bagi siswa, kurang mendapatkan perhatian
para pendidik. Sebagian besar guru mengajar dengan metode ceramah dan “menjejali”
anak dengan materi pelajaran untuk mengejar target kurikulum. Akibatnya hasil
pembelajaran kurang signifikan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan sesuai
kurikulum. Sebaiknya para tenaga pendidik mulai berbenah diri agar beberapa
kompetensi guru profesional dimiliki sehingga akan berpengaruh terhadap
peningkatan mutu pembelajaran.
Psikologi dibutuhkan di berbagai ilmu pengetahuan untuk
mengerti dan memahami kejiwaan seseorang. Psikologi juga merupakan suatu
disiplin ilmu berobyek formal perilaku manusia, yang berkembang pesat sesuai
dengan perkembangan perilaku manusia dalam berbagai latar.
Kajian ahli-ahli psikologi membawa pengaruh terhadap penyelenggaraan
pembelajaran, terutama dalam menetapkan tujuan pengajaran, memahami peserta
didik, pemilihan metode mengajar, pemilihan sumber belajar, dan penilaian.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalahnya yaitu :
1. Apa pengertian landasan psikologi?
2. Bagimana aplikasi teori psikologi dalam teknologi pendidikan ?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian landasan psikologi dan
2. Untuk mengetahui aplikasi teori psikologi
dengan teknologi pendidikan ?
2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Landasan Psikologi
Psikologi berasal dari dua kata bahasa yunani psyche yang berarti jiwa dan
logos yang berarti ilmu, secara harfiah psikologi dapat diartikan yaitu ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa. Menurut Branca ( dalam khodijah, 2006:2 )
menyatakaan bahwa psikologi sebagai ilmu tentang perilaku.
Menurut Woodworth dan Marquis ( dalam khodijah, 2006: 2) , menyatakan bahwa
psikologi adalah ilmu tentang aktivitas individu, baik aktivitas motorik,
kognitif maupun emosinonal. Definisi ini, lebih bersifat praktis karena
langsung mengarah pada aktivitas kongkrit yang dilakukan manusia sebagai
manifestasi kondisi kejiwaannya.
Psikologi
atau ilmu jiwa yang mempelajari jiwa manusia, jiwa itu sendiri adalah roh dalam
keadaan mengendalikan jasmani yang dapat dipengaruhi oleh alam sekitar, karena
itu jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan manusia yang
berada dan melekat dalam manusia itu sendiri (Pidarta, 2007)
Dari
pengertian diatas, dapat disimpulkan psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang proses mental dan
perilaku seseorang yang merupakan manifestasi atau penjelmaan dari jiwa itu.
Pengertian
Landasan Psikologis merupakan pemahaman terhadap peserta didik yang berkaitan
dengan aspek kejiwaan. Karena merupakan salah satu kunci keberhasilan
pendidikan bagi seorang pendidik. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan
psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
2.1.1 Aplikasi landasan Psikologi dalam Pendidikan
Landasan
psikologi memberikan sumbangan dalam dunia pendidikan. Kita ketahui bahwa Subjek
dan objek pendidikan adalah manusia (peserta didik). Setiap peserta didik
memiliki keunikan masing – masing dan berbeda satu sama lain. Oleh sebab
itulah, kita sebagai guru memerlukan psikologi. Dengan adanya psikologi memberikan wawasan bagaimana
memahami perilaku individu dalam proses pendidikan dan bagaimana membantu
individu agar dapat berkembang secara optimal serta mengatasi permasalahan yang
timbul dalam diri individu (siswa) terutama masalah belajar yang dalam hal ini
adalah masalah dari segi pemahaman dan keterbatasan pembelajaran yang dialami
oleh siswa. Psikologi dibutuhkan di berbagai ilmu pengetahuan untuk mengerti
dan memahami kejiwaan seseorang.
Psikologi memiliki peran dalam dunia
pendidikan baik itu dalam belajar dan pembelajaran. Pengetahuan
tentang psikologi sangat diperlukan oleh pihak guru atau instruktur sebagai
pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing, dan pengasuh dalam memahami
karakteristik kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta secara integral.
Pemahaman psikologis peserta didik oleh pihak guru atau instruktur di institusi
pendidikan memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam membelajarkan peserta
didik sesuai dengan sikap, minat, motivasi, aspirasi, dan kebutuhan peserta
didik, sehingga proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung secara optimal dan
maksimal.
Pengetahuan tentang psikologi diperlukan oleh dunia pendidikan karena dunia
pendidikan menghadapi peserta didik yang unik dilihat dari segi karakteristik
perilaku, kepribadian, sikap, minat, motivasi, perhatian, persepsi, daya pikir,
inteligensi, fantasi, dan berbagai aspek psikologis lainnya yang berbeda antara
peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya. Perbedaan
karakteristik psikologis yang dimiliki oleh para peserta didik harus diketahui
dan dipahami oleh setiap guru atau instruktur yang berperan sebagai pendidik
dan pengajar di kelas, jika ingin proses pembelajarannya berhasil
Beberapa peran penting
psikologi dalam proses pembelajaran adalah :
1.
Memahami siswa sebagai pelajar,
meliputi perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat,
fisik, pengalaman, kepribadian, dan lain-lain
2.
Memahami prinsip – prinsip dan
teori pembelajaran
3.
Memilih
metode – metode pembelajaran dan pengajaran
4.
Menetapkan tujuan pembelajaran
dan pengajaran
5.
Menciptakan
situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif
6.
Memilih
dan menetapkan isi pengajaran
7.
Membantu
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
8.
Memilih
alat bantu pembelajaran dan pengajaran
9.
Menilai
hasil pembelajaran dan pengajaran
10.
Memahami
dan mengembangkan kepribadian dan profesi guru
11.
Membimbing perkembangan siswa
Menurut Abimanyu (1996)
mengemukakan bahwa peranan psikologi dalam pendidikan dan pengajaran ialah
bertujuan untuk memberikan orientasi mengenai laporan studi, menelusuri
masalah-masalah di lapangan dengan pendekatan psikologi serta meneliti
faktor-faktor manusia dalam proses pendidikan dan di dalam situasi proses
belajar mengajar. Psikologi dalam pendidikan dan pengajaran banyak mempengaruhi
perumusan tujuan pendidikan, perumusan kurikulum maupun prosedur dan metode-metode
belajar mengajar. Psikologi ini memberikan jalan untuk mendapatkan pemecahan
atas masalah-masalah sebagai berikut:
1. Perubahan yang terjadi pada anak didik selama dalam proses pendidikan
2. Pengaruh
pembawaan dan lingkungan atas hasil belajar
3. Teori dan proses belajar
4. Hubungan antara teknik mengajar dan hasil
belajar.
5. Perbandingan hasil pendidikan formal dengan
pendidikan informal atas diri individu.
6. Pengaruh
kondisi sosial anak didik atas pendidikan yang diterimanya.
7. Nilai
sikap ilmiah atas pendidikan yang dimiliki oleh para petugas pendidikan.
8. Pengaruh
interaksi antara guru dan murid dan antara murid dengan murid.
9. Hambatan, kesulitan, ketegangan, dan
sebagainya yang dialami oleh anak didik selama proses pendidikan
10. Pengaruh perbedaan individu yang satu dengan
individu yang lain dalam batas kemampuan belajar
2.2 Aplikasi Teori Psikologi dalam Teknologi Pendidikan
Psikologi
memiliki berbagai cabang, Namun dalam teknologi pendidikan lebih memprioritaskan
psikologi pendidikan dan psikologi belajar, karena teknologi pendidikan lebih
membahas tentang tingkah laku atau subjek dari teknologi pendidikan adalah
peserta didik.
1. Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan yaitu
ilmu yang membahas segi-segi psikologi dalam lapangan pendidikan dimana
psikologi pendidikan adalah studi ilmiah mengenai tingkah laku individu dalam
situasi pendidikan. Tujuan psikologi pendidikan ialah mempelajari tingkah laku
manusia dan perubahan tingkah laku itu sebagai akibat proses dari tangan
pendidikan dan berusaha bagaimana suatu tingkah laku itu seharusnya diubah,
dibimbing melalui pendidikan (Mustaqim, 2010)
Dengan demikian, psikologi
pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara
khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan
tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi
berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu,
dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.
Muhibbin
Syah (2003) mengatakan bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu
dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat
kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik” Dengan memahami
psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan – pertimbangan
psikologisnya diharapkan dapat :
1.
Merumuskan
tujuan pembelajaran secara tepat. Dengan memahami psikologi pendidikan yang
memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk
perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan
pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan
teori-teori perkembangan individu.
2.
Memilih
strategi atau metode pembelajaran yang sesuai. Dengan memahami psikologi
pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan
karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat
perkembangan yang sedang dialami siswanya.
3.
Memberikan
bimbingan atau bahkan memberikan konseling.Tugas dan peran guru, di samping
melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya.
Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan
bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan
interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
4.
Memfasilitasi
dan memotivasi belajar peserta didik. Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang
dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat
diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan
tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan
yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya
sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
5.
Menciptakan
iklim belajar yang kondusif. Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim
belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai
memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di
dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
6.
Berinteraksi
secara tepat dengan siswanya. Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan
memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh
empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
7.
Menilai
hasil pembelajaran yang adil. Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat
mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil,
baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun
menentukan hasil-hasil penilaian.
2. Psikologi belajar
Secara
psikologis, belajar dapat didefinisikan sebagai “suatu usaha yang
dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah lakusecara
sadar dari hasil interaksinya dengan lingkungan” (Slameto, 1991:2). Definisi
ini menyiratkan dua makna. Pertama, bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk
mencapai tujuan tertentu yaitu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku.
Kedua, perubahan tingkah laku yang terjadi harus secara sadar.
Dari pengertian belajar di
atas, maka kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku
itu dipandang sebagai Proses belajar. Sedangkan perubahan tingkah
laku itu sendiri dipandang sebagai Hasil belajar. Hal ini
berarti, belajar pada hakikatnya menyangkut dua hal yaitu proses
belajar dan hasil belajar. Para ahli psikologi cenderung untuk
menggunakan pola-pola tingkah laku manusia sebagai suatu model yang
menjadi prinsip-prinsip belajar. Prinsip-prinsip belajar ini selanjutnya lazim disebut dengan Teori
Belajar.
Adapun teori-teori belajar adalah sebagai berikut : ( dalam sukarjo,
2009):
A. Behaviorisme (
Tingkah Laku / Perilaku )
Behaviorisme didasarkan pada
perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba
menerangkan dalam pembelajaran bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap
perubahan tingkah laku. Dalam
aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah kalau ada stimulus dan
respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan pada siswa, sedangkan
respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa. ( dalam Sukarjo,
2009 :33).
Jadi Berdasarkan Teori Behaviorisme Pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan.
Menurut Baharudin & Wahyuni
(2008:87) bahwa aliran Behavioristik memandang belajar sebagai kegiatan yang
bersifat mekanistik antara stimulus dan respon. Implikasinya terhadap pendidikan adalah sebagai
berikut :
1.
Perlakuan terhadap
individu didasarkan kepada tugas yang harus dilakukan sesuai dengan tingkat
tahapan dan dalam pelaksanaannya harus ada ganjaran dan
kedisiplinan.
2.
Motivasi
belajar berasal dari luar (external) dan harus terus menerus dilakukan agar motivasi tetap
terjaga.
3.
Metode
belajar dijabarkan secara rinci untuk mengembangkan disiplin ilmu tertentu.
4.
Tujuan kurikuler
berpusat pada pengetahuan dan keterampilan akademis serta tingkah laku sosial.
5.
Pengelolaan kelas
berpusat pada guru dengan interaksi sosial sebagai sarana untuk mencapai tujuan
tertentu dan bukan merupakan tujuan utama yang hendak dicapai.
6.
Untuk
mengefektifkan belajar maka dilakukan dengan cara menyusun program secara rinci
dan bertingkat sesuai serta mengutamakan penguasaan bahan atau keterampilan.
7.
Peserta didik cenderung
pasif.
8.
Kegiatan peserta
didik diarahkan pada pemahiran keterampilan melalui pembiasaan setahap demi
setahap demi setahap secara rinci.
B. Kognitivisme ( Akal
Pikiran / Otak )
Kerangka
kerja atau dasar pemikiran dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya
rasional. Teori ini memiliki asumsi filosofis yaitu the
way in which we learn ( Pengetahuan seseorang diperoleh
berdasarkan pemikiran ) inilah yang disebut dengan filosofi Rationalisme.
Menurut aliran ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam
menafsirkan peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan.
Teori Kognitivisme berusaha menjelaskan dalam belajar bagaimanah
orang-orang berpikir. Oleh karena itu dalam aliran kognitivisme lebih
mementingkan proses
belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena menurut teori ini
bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.
Jadi menurut teori kognitivisme pendidikan dihasilkan
dari proses berpikir ( dalam Sukarjo, 2009 :50).
Implikasinya terhadap
pendidikan adalah sebagai berikut : ( dalam Baharudin & Wahyuni, 2008)
1.
Perlakuan
individu didasarkan pada tingkat perkembangan kognitif peserta didik.
2. Motivasi berasal dari dalam diri individu (intrinsik)
yang timbul berdasarkan pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.
3. Tujuan kurikuler difokuskan untuk mengembangkan
keseluruhan kemampuan kognitif, bahasa, dan motorik dengan interaksi sosial
berfungsi sebagai alat untuk mengembangkan kecerdasan.
4. Bentuk pengelolaan kelas berpusat pada peserta didik dengan
guru sebagai fasillitator.
5. Mengefektifkan mengajar dengan cara mengutamakan program
pendidikan yang berupa pengetahuanpengetahuan terpadu secara hierarkis.
6. Partisipasi
peserta didik sangat dominan guna meningkatkan sisi kognitif peserta didik.
7. Kegiatan belajar peserta didik mengutamakan belajar untuk
memahami dengan cara insight learning.
8.
Tujuan umum dalam
pendidikan adalah untuk mengembangkan sisi kognitif secara optimal dan
kemampuan menggunakan kecerdasan secara bijaksanan.
C. Konstruktivisme
Menurut
teori konstruktivisme yang menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan
adalah karena keaktifan siswa itu sendiri. Konsep
pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran
yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru,
dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu proses pembelajaran
harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah mampu mendorong siswa
mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang bermakna .
Jadi dalam pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar
siswa memiliki kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar (
dalam Sukarjo 2009 :56).
Menurut teori ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam
penemuan pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui
berbagai pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus
menjalani sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran
tentang pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran
adalah siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. ( Novak dan Gowin,1984
). Dengan itu ia bisa menjadi pembelajar mandiri dan menemukan sendiri
pengetahuan-pengetahuan yang ia butuhkan dalam kehidupan. ( http: //
mjescholl.multjay.com/ jurnal/item/36).
D. Humanistik (
Bakat )
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat
dianggap berhasil apabila
sipembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain
sipembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu
mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya .
Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan
dirinya yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka
sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi
yang ada dalam diri mereka.
Menurut aliran Humanistik para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang
lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan kurikulum untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan ini .Beberapa psikolog humanistik melihat bahwa manusia
mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi lebih baik dan
belajar.
Secara singkat pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada
perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk
mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan
tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk
mengembangkan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan
hidup dan juga masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara
positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya
dengan keberhasilan akademik. Dalam teori humanistik belajar dianggap berhasil
apabila pembelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Implikasinya terhadap pendidikan
adalah sebagai berikut ( dalam Baharudin
& Wahyuni, 2008 ) :
1.
Perlakuan
terhadap individu didasarkan akan kebutuhan individual dan kepribadian
peserta didik.
2.
Motivasi
belajar berasal dari dalam diri (intrinsik) karena adanya keinginan untuk
mengetahui.
3.
Metode
belajar menggunakan metode pendekatan terpadu dengan menekankan kepada ilmu-ilmu sosial.
4.
Tujuan kurikuler
mengutamakan pada perkembangandari segi sosial, keterampilan berkomunikasi, dan
kemampuan untuk peka terhadap kebutuhan individu dan orang lain
5.
Bentuk pengelolaan
kelas berpusat pada peserta didik yang mempunyai kebebasan memilih dan guru
hanya berperan untuk membantu.
6.
Untuk
mengefektifkan mengajar maka pengajaran disusun dalam bentuk topik-topik terpadu
berdasarkan pada kebutuhan peserta didik
7.
Partisipasi peserta
didik sangat dominan
8.
Kegiatan belajar
peserta didik mengutamakan belajar melalui pemahaman dan pengertian bukan hanya
untuk memperoleh pengetahuan
Dengan penjelasan diatas, dapat
diketahui bahwa kedudukan teori belajar dijadikan sumber inspirasi di dalam
pengembangan model pembelajaran, terutama di dalam penetapan tingkah laku yang
harus dikuasai peserta didik, karakteristik peserta didik, kondisi-kondisi
pembelajaran yang harus dirancang, beserta berbagai fasilitas belajar yang
dapat memperkuat pengalaman belajar peserta didik.
Di zaman kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi sekarang ini, para ahli berusaha untuk meningkatkan
mengajar itu menjadi suatu ilmu atau science. Dengan metode mengajar yang
ilmiah, diharapkan proses belajar mengajar itu lebih terjamin keberhasilannya.
Inilah yang sedang diusahakan oleh teknologi pendidikan. Sebuah obsesi bahwa
pada suatu saat, mengajar atau mendidik itu menjadi suatu teknologi yang dapat
dikenal dan dikuasai langkah-langkahnya (Prawiradilaga, 2008). Teknologi pendidikan memberikan pendekatan
yang sistematis dan kritis tentang proses belajar mengajar. Dalam pengembangan
teknologi pendidikan diperlukan teori psikologi ( psikologi pendidikan dan
psikologi belajar). Karena subjek dari teknologi pendidikan adalah manusia (
peserta didik ). Berikut
aplikasi teori psikologi pendidikan dan psikologi belajar dalam teknologi
pendidikan , yaitu :
Psikologi belajar
merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks
belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori
belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan
teknologi pendidikan.
Oleh sebab itu, dalam
pengembangan teknologi pendidikan yang senantiasa berhubungan dengan program
pendidikan untuk kepentingan peserta didik, maka landasan psikologi mutlak
harus dijadikan dasar dalam proses pengembangan teknologi pendidikan. Perkembangan yang dialami oleh peserta
didik pada umumnya diperoleh melalui proses belajar. Guru sebagai pendidik
harus mengupayakan cara / metode yang lebih baik untuk melaksanakan proses
pembelajaran guna mendapatkan hasil yang optimal, dalam hal ini proses
pembelajaran mutlak diperlukan pemikiran yang mendalam dengan memperhatikan
psikologi belajar
Selain itu aplikasi psikologi pendidikan dalam teknologi pendidikan
adalah yang menyangkut dengan aspek-aspek perilaku dalam ruang lingkup belajar
mengajar. Secara psikologis,
manusia adalah mahluk individual namun juga sebagai makhluk social dengan kata
lain manusia itu sebagai makhluk yang unik. Maka dari itu kajian teori dalam psikologi
dalam Teknologi pendidikan seharusnya memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh
setiap individu baik ditinjau dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap,
motivasi, perasaan serta karakteristik-karakteristik individu lainnya.
Dan strategi belajar seperti itu terdapat dalam kajian ilmu Teknologi
Pendidikan.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa pengaplikasian teori psikologi
( baik psikologi pendidikan maupun psikologi belajar ) terhadap teknologi pendidikan sangat erat
karena dalam membuat strategi belajar dan untuk mengetahui tehnik belajar yang
baik maka terlabih dahulu kita sebagai guru harus mengerti ilmu jiwa.
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Landasan
psikologi merupakan pemahaman terhadap peserta didik yang
berkaitan dengan aspek kejiwaan. Landasan psikologi memiliki peran dalam dunia
pendidikan baik itu dalam belajar dan pembelajaran. Pengetahuan tentang psikologi sangat diperlukan oleh pihak guru
atau instruktur sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing, dan pengasuh dalam
memahami karakteristik kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta secara
integral. Pemahaman psikologis peserta didik oleh pihak guru atau instruktur di
institusi pendidikan memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam
membelajarkan peserta didik sesuai dengan sikap, minat, motivasi, aspirasi, dan
kebutuhan peserta didik, sehingga proses pembelajaran di kelas dapat
berlangsung secara optimal dan maksimal.
2.
Dalam teknologi pendidikan
diperlukan teori psikologi ( psikologi pendidikan dan psikologi belajar ),
karena subjek dalam teknologi pendidikan adalah manusia ( peserta didik ).
Setiap peserta didik memiliki karateristik tersendiri yang berbeda satu sama
lain. Oleh sebab itu diperlukanlah teori psikologi. Selain itu juga, dalam
membuat strategi belajar dan untuk mengetahui tehnik belajar yang baik maka
terlabih dahulu kita sebagai guru harus
mengerti ilmu jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Baharudin.
dan Wahyuni, Nur Esa. Teori Belajar &
Pembelajaran. 2008. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group
Khadijah,
Nyayu. 2009. Psikologi Pendidikan.
Palembang: Grafika Telindo Press.
Miarso, Yusufhadi, 2009. Menyemai
Benih Teknologi Pendidikan.Jakarta : Kencana
Mustaqim, dkk.
2010. Psikologi Pendidikan. PT Rineka
Cipta : Jakarta
Pidarta, Made.
2007. Landasan Kependidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Prawiradilaga, Dewi Salma dan Eveline Siregar. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan.
Jakarta : Kencana
Sukardjo,M dan
Komarudin Ukim. 2009. Landasan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres
Syah, Muhibbin. 2009.
Psikologi Belajar. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta
http://laisalax.multiply.com/journal/item/13. Aplikasi Psikologi Pendidikan Pada Teknologi
Pendidikan
( http: // mjescholl.multjay.com/
jurnal/item/36).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar